Friday, March 27, 2015

10 Sahabat Yang Dijamin Masuk Syurga

“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang petama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dengan mereka dan mereka ridho kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” (Qs At-Taubah : 100)


Berikut ini 10 orang sahabat Rasul yang dijamin masuk surga (Asratul Kiraam).


1. Abu Bakar Siddiq ra.

Beliau adalah khalifah pertama sesudah wafatnya Rasulullah Saw. Selain itu Abu bakar juga merupakan laki-laki pertama yang masuk Islam, pengorbanan dan keberanian beliau tercatat dalam sejarah, bahkan juga didalam Quran (Surah At-Taubah ayat ke-40) sebagaimana berikut : “Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang (Rasulullah dan Abu Bakar) ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya:”Janganlah berduka cita, sesungguhya Allah bersama kita”. Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Abu Bakar Siddiq meninggal dalam umur 63 tahun, dari beliau diriwayatkan 142 hadiets.


2. Umar Bin Khatab ra.

Beliau adalah khalifah ke-dua sesudah Abu Bakar, dan termasuk salah seorang yang sangat dikasihi oleh Nabi Muhammad Saw semasa hidupnya. Sebelum memeluk Islam, Beliau merupakan musuh yang paling ditakuti oleh kaum Muslimin. Namun semenjak ia bersyahadat dihadapan Rasul (tahun keenam sesudah Muhammad diangkat sebagai Nabi Allah), ia menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraish terhadap diri Nabi dan sahabat. Dijaman kekhalifaannya, Islam berkembang seluas-luasnya dari Timur hingga ke Barat, kerajaan Persia dan Romawi Timur dapat ditaklukkannya dalam waktu hanya satu tahun. Beliau meninggal dalam umur 64 tahun karena dibunuh, dikuburkan berdekatan dengan Abu Bakar dan Rasulullah dibekas rumah Aisyah yang sekarang terletak didalam masjid Nabawi di Madinah.


3. Usman Bin Affan ra.

Khalifah ketiga setelah wafatnya Umar, pada pemerintahannyalah seluruh tulisan-tulisan wahyu yang pernah dicatat oleh sahabat semasa Rasul hidup dikumpulkan, kemudian disusun menurut susunan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw sehingga menjadi sebuah kitab (suci) sebagaimana yang kita dapati sekarang. Beliau meninggal dalam umur 82 tahun (ada yang meriwayatkan 88 tahun) dan dikuburkan di Baqi’.


4. Ali Bin Abi Thalib ra.

Merupakan khalifah keempat, beliau terkenal dengan siasat perang dan ilmu pengetahuan yang tinggi. Selain Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib juga terkenal keberaniannya didalam peperangan. Beliau sudah mengikuti Rasulullah sejak kecil dan hidup bersama Beliau sampai Rasul diangkat menjadi Nabi hingga wafatnya. Ali Bin Abi Thalib meninggal dalam umur 64 tahun dan dikuburkan di Koufah, Irak sekarang.


5. Thalhah Bin Abdullah ra. 

Masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar Siddiq ra, selalu aktif disetiap peperangan selain Perang Badar. Didalam perang Uhud, beliaulah yang mempertahankan Rasulullah Saw sehingga terhindar dari mata pedang musuh, sehingga putus jari-jari beliau. Thalhah Bin Abdullah gugur dalam Perang Jamal dimasa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib dalam usia 64 tahun, dan dimakamkan di Basrah.


6. Zubair Bin Awaam 

Memeluk Islam juga karena Abu Bakar Siddiq ra, ikut berhijrah sebanyak dua kali ke Habasyah dan mengikuti semua peperangan. Beliau pun gugur dalam perang Jamal dan dikuburkan di Basrah pada umur 64 tahun.


7. Sa’ad bin Abi Waqqas 
 
Mengikuti Islam sejak umur 17 tahun dan mengikuti seluruh peperangan, pernah ditawan musuh lalu ditebus oleh Rasulullah dengan ke-2 ibu bapaknya sendiri sewaktu perang Uhud. Meninggal dalam usia 70 (ada yang meriwayatkan 82 tahun) dan dikuburkan di Baqi’.


8. Sa’id Bin Zaid

Sudah Islam sejak kecilnya, mengikuti semua peperangan kecuali Perang Badar. Beliau bersama Thalhah Bin Abdullah pernah diperintahkan oleh rasul untuk memata-matai gerakan musuh (Quraish). Meninggal dalam usia 70 tahun dikuburkan di Baqi’.


9. Abdurrahman Bin Auf

Memeluk Islam sejak kecilnya melalui Abu Bakar Siddiq dan mengikuti semua peperangan bersama Rasul. Turut berhijrah ke Habasyah sebanyak 2 kali. Meninggal pada umur 72 tahun (ada yang meriwayatkan 75 tahun), dimakamkan di baqi’.


10. Abu Ubaidillah Bin Jarrah

Masuk Islam bersama Usman bin Math’uun, turut berhijrah ke Habasyah pada periode kedua dan mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah Saw. Meninggal pada tahun 18 H di urdun (Syam) karena penyakit pes, dan dimakamkan di Urdun yang sampai saat ini masih sering diziarahi oleh kaum Muslimin.

ref: dakwatuna

Friday, March 13, 2015

"CIE- CIE"

Masih ingat pepatah ini, "karna cie setitik, rusak hati sebelanga". Ya, begitulah kira-kira.
 

Waktu itu masih dalam suasana melingkar (bukan ular), ada ulah dari salah satu teman hingga kami harus “cie-cie an” sambil ketawa. Seingatku, objeknya adalah, ada laki-laki dan perempuan, hehehee.. #lupa persisnya gimana.


Setelah beberapa waktu menikmati “cie-cie”, sang guru menyampaikan. “jangan cie-cie, nanti ada hati yang terkotori”. What? Kok bisa? #mikir keras, akhirnya paham!


Itu adalah cie-cie ala kami. Dan untuk kali ini berbeda. Masih pagi disekolah, anak-anak sibuk bermain, ada yang sibuk dengan tugasnya yang belum selesai tiba-tiba dihebohkan dengan “cie-ciean”, bukan saja dari satu anak. Tentu saja ini menyita perhatianku. Penasaran, dan tau sebabnya. hehehee...


Setelah itu, kulanjutkan untuk kembali mengajar, dan tanpa sengaja tangan seorang anak tercoret oleh penaku. Sambil minta maaf, kubersihkan tangannya (menggosok sambil dipegang), dannnnn .... “cie-cie, Bundaa.."

Ah, cie cie ^^



TENTANG RINDU

Bagaikan Pungguk yang merindukan bulan, malampun begitu. Ia terlalu berharap matahari menyinarinya dan siang yang mengaharapkan datangnya bulan. Memang, semuanya ini hanya sebuah perumpamaan. Dan akan berubah kecuali dengan takdir Allah.


Ini tentang rindu..
Rindu sebatang pohon akan hujan..

Kemarau ini terlalu panjang. Bumi begitu gersang. Mengharapkan hujan datang. Bagaimana tidak, ia menyadari bahwa ada sebatang pohon ditengah-tengahnya yang sangat membutuhkan sentuhan air. Andai sedikit saja hujan tak membasahinya, pohon itu tak akan tumbuh sempurna. Tapi tetap saja, bumi tak mampu mengetahui kapan datangnya. Ia tak mampu berbuat yang lain.


Disisi yang lain, walau harus bertahan dengan keadaan, pohon terlalu setia menanti. Sangat kuat dalam ingatannya, ketika terakhir hujan menemuinya, menyapa dengan guyuran lembutnya yang mampu memberikan energy, walau saat perginya, ia pun tak berjanji kapan kan kembali. Bukan hujan sengaja menelantarkannya, namun ia terlalu takut janji itu tak terpenuhi. Atau datang diwaktu yang lain.


Ditengah penantian yang membuatnya hampir layu dan siap merelakan hidupnya saat yang difikirkannya bahwa hujan benar-benar tak kembali, anginpun datang, bersama gerimis-gerimis kecil membawa sebuah isyarat bahwa sang hujan bukan sengaja menyakiti diri dengan cara seperti ini, apalagi sampai melupakannya. Pesannya, ia pasti akan datang, saat  Tuhan benar-benar menakdirkan harus menemuinya. 


Sang pohon begitu bahagia. Ia pun menyampaikan rasa terimakasihnya kepada angin, setidaknya, ini akan membuatnya semakin termotivasi menanti walau rindu begitu hebatnya dihati. Setelah tugasnya selesai, angin pergi.

Rinduu...


Selamat Ulang Tahun, Bunda

Tanjungpinang, 09 Maret 2015

Menjadi pendidik disekolah yang mayoritas berusia empat sampai dengan enam tahun bukanlah cita-citaku. Tapi saat ini semuanya terjadi. Awalnya memang sangat sulit, hingga tak jarang kekakuan terjadi saat aku harus berkomunikasi dengan mereka. Apalagi dengan segala macam aturan yang aku fikir sangat sulit untuk membangun kedekatan antara aku dengan mereka.


Sekarang adalah tahun kedua aku bersama anak-anak disini. Belajar dari pengalaman setahun yang lalu, aku harus punya cara sendiri agar kami tak berbatas. Setidaknya, ada kenyamanan bagi mereka ketika bersamaku. Dan, Alhamdulillah.... layaknya sahabat, kami sering bermain. Kadang juga seperti kakak beradik dengan berbagai kekonyolan.

Hari ini hari senin, seperti biasa setelah melewati hari minggu yang katanya adalah hari libur (buat yang menikmatinya saja), aku beraktifitas kembali. Bertemu dengan sahabat-sahabat kecilku. Polos dan imut, yang kadang menyebalkan dan tak jarang menjadi penghibur ditengah penatnya pikiran.

Pagi itu disekolah dimulai dengan upacara. Setelah rangkaian kegiatan mengaji, sholat dhuha berjamaah, istirahat dan makan siang selesai, sampailah pada pelajaran inti.

Ketika baru beberapa menit dimulai untuk menjelaskan tema pelajaran, tiba-tiba seseorang dari mereka menghentikan. “Bunda, Bunda... Selamat Ulang Tahun”. Tiba-tiba terdiam sambil mikir, kok bisa tau ya.

“Terimakasih, Ayya...”. sambil disambut anak-anak yang lain menyanyikan lagu favorit mereka ketika ada salah satu teman mereka yang merayakan ulang tahunnya disekolah. Bahagianya....

Tuesday, March 10, 2015

Bahagia Itu Sederhana

Diawal ingin kusampaikan rasa syukur ini kepada-Nya atas limpahan nikmat yang telah diberikan-Nya sampai saat ini kepadaku. Nikmat umur hingga mengantarkanku diusia 24 tahun. Aku berharap, disisa waktu yangdiberikan-Nya, segala keberkahan menyertaiku.

Entah harus dimulai dari mana, yang jelas kebahagiaan bersamaku saat ini. Kejutan-kejutan hadir dari orang-orang terbaikku.

Ini bulan lahirku. Aku pernah menjanjikan diri untuk sebuah kado istimewa ditahun ini. KELULUSAN. Walau ternyata harus ditunda, tapi bukan berarti tak kutunaikan, kisahnya sangat panjang, tunggu saja sampai dua ataupun tiga bulan kedepan. Bersabarlah wahai diri!

Bagaimana mungkin tak bahagia, ketika kedua orangtua, melalui hp,yang kuingatkan tentang hari itu secara langsung mendokan dan memberikan dorongan agar tetap semangat mengejar mimpi.#eakkk walau tanpa diingatkan pun mereka pasti mendoakan.

Kebahagiaan semakin bertambah saat jadwal melingkar dengan sahabat-sahabat muda yang bersahaja yang sampai sekarang, mereka selalu memberikan banyak pengalaman dan pelajaran.Terimakasih untuk sabtu dan minggu. Dan yang tak kalah penting adalah, kisah perjalanan kekijang yang akhirnya harus mengorbankan selembar rok. Lucu dan memalukan. #BahagiaItuSederhana