Anda seorang aktifis
dakwah? Waspadailah jika salah satu dari sepuluh hal berikut menimpa Anda,
karena ia mengindikasikan terjadinya degradasi ruhiyah.
1. Dusta
Rasulullah pernah
mengingatkan bahwa seorang mukmin tak mungkin menjadi pembohong. Jika aktifis
dakwah mulai berani berbohong, saat itulah indikasi degradasi ruhiyah terjadi.
Kadang kebohongan
terjadi pada saat seseorang terjepit atau ingin mengais keuntungan tertentu.
Misalnya untuk mendapatkan “pembenaran” atas ketidaksertaannya dalam aktifitas
dakwah yang berat, yang sebenarnya ia tak memiliki alasan untuk meninggalkannya
kecuali sikap malas. Di zaman Rasulullah, ini pernah terjadi pada perang Tabuk.
Di mana kaum munafikin yang tidak ikut berangkat perang membohongi Rasulullah
dengan berbagai alasan saat beliau kembali di Madinah; agar keabsenannya
dimaklumi dan dimaafkan.
Kebohongan juga bisa
terjadi pada saat munculnya momentum yang memberikan peluang keuntungan besar
melalui kebohongan. Yang jika ia jujur, menurut pertimbangannya, peluang itu
akan lewat begitu saja. Ingatlah, bahwa tujuan yang baik harus dicapai dengan cara
yang baik.
2. Tak memenuhi
janji
Berhati-hatilah jika
Anda tidak memenuhi janji untuk menjalankan kewajiban dakwah yang telah Anda
sepakati. Atau Anda mulai “toleran” dengan keterlambatan menghadiri forum-forum
dakwah pekanan dan sebagainya. Kita patut waspada bahwa itu merupakan ingkar
janji yang termasuk tanda-tanda kemunafikan, di mana saat itu terjadi degradasi
ruhiyah dan keimanan.
“Ada tiga tanda
kemunafikan,” sabda Rasulullah dalam riwayat Al Bukhari, “yaitu bila bicara ia
dusta, bila berjanji ia ingkar, dan bila diberi amanah ia berkhianat.”
3. Mengkhianati
amanah
Tiga hal pertama,
termasuk mengkhianati amanah ini juga merupakan tanda kemunafikan seperti
disebutkan dalam terjemah hadits di atas. Sekecil apapun amanah yang diembankan
kepada Anda, termasuk amanah kepanitiaan, amanah di wajihah, amanah di struktur
dakwah; pada saat Anda menyia-nyiakannya, tidak mau menunaikannya, itu
merupakan indikasi degradasi ruhiyah. Perlu sebuah introspeksi mengapa kita tak
mau menunaikan amanah yang sudah kita terima; apakah kita menerima amanah
karena Allah, atau karena mengincar tujuan duniawi? Jika karena Allah,
bangkitlah! Jangan biarkan degradasi ruhiyah berkelanjutan dan menggerogoti
keimanan.
4. Takut berjuang
dan berdakwah
Ini juga tanda
degradasi ruhiyah. Jika Anda tak lagi berani bergerak, berharakah, berjuang
mendakwahkan Islam; ketahuilah bahwa saat itu sedang terjadi degradasi ruhiyah.
Kembalilah kepada keyakinan yang benar bahwa rezeki ditentukan Allah dan masa
depan dalam genggaman Allah.
Mengapa takut
lingkungan membenci Anda jika Anda sedang bergerak meraih ridha Allah dan
cinta-Nya? Perusahaan mungkin bisa memecat Anda karena aktif berdakwah, tetapi
ia takkan melakukannya selama Anda tetap profesional dalam bekerja. Lebih dari
itu, tak seorang pun bisa menghalangi Anda dari rezeki yang lebih besar yang
sudah Allah siapkan.
“Barangsiapa yang
tidak berjihad dan tidak meniatkan dalam hatinya untuk melakukannya, ia membawa
satu cabang kemunafikan pada kematiannya.” (HR. Muslim)
5. Su’udhan (Buruk
Sangka)
Di saat Anda
berprasangka buruk terhadap sesama aktifis dakwah yang berubah menjadi kaya,
khawatirlah bahwa degradasi ruhiyah sedang melanda. Aktifis dakwah yang menjadi
kaya setelah mendapatkan jabatan publik memang menimbulkan godaan untuk
berburuk sangka. Tapi itulah cara syetan menyerang, padahal kita tak pernah
tahu bahwa pada saat yang sama usaha atau bisnis aktifis dakwah itu berhasil
setelah bertahun-tahun sebelumnya ia rintis dan ia kembangkan.
Kadang buruk sangka
juga menjadikan qiyadah dakwah sebagai sasarannya. Bahkan pada kisah haditsul
ifki kita bisa mengambil ibrah betapa pemimpin terbaik seperti Rasulullah pun,
keluarganya pernah menjadi sasaran buruk sangka sebagian orang.
“Hindarilah oleh
kalian prasangka,” sabda Rasulullah dalam riwayat Muslim, “karena itu
seburuk-buruknya perkataan.”
6. Ghibah
Tanda degradasi
ruhiyah berikutnya adalah ghibah. Yakni ketika seorang aktifis dakwah
membincangkan hal-hal yang tak disukai seadainya didengar oleh orang yang
dibincangkan. Ghibah juga menjadi tanda memudarnya ukhuwah sehingga ketika ada
kelemahan, kekurangan atau kesalahan aktifis dakwah, yang bersangkutan tidak
diingatkan dan dikoreksi, malah aibnya disebarkan.
“Sukakah salah
seorang diantara kalian memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al Hujurat : 12)
7. Hasad (dengki)
Hasad kepada sesama
aktifis dakwah umumnya sulit ditemui pada fase awal atau perintisan dakwah. Di
masa-masa sulit seperti itu, ketika semua aktifis dakwah berjuang “mati-matian”
dalam kesulitan, hasad adalah penyakit hati yang sangat langka.
Namun, seiring
dengan kemajuan dakwah, terbukanya kesempatan, dan teraksesnya kekuasaan, hasad
bisa menjadi ancaman. Nah, aktifis dakwah yang tidak suka dengan kemajuan
saudaranya, kesuksesannya, jabatannya, kekuasaannya, lalu berupaya
menghilangkan nikmat itu; itulah hasad yang menjadi tanda degradasi ruhiyah.
Bahkan saat ketidaksukaan muncul saja, hanya karena alasan dunia –mengapa dia
dan bukan saya- itu saja sudah sangat mengkhawatirkan bahwa keruntuhan ruhiyah
kita sedang berjalan.
8. Sering lalai dan
mencari-cari alasan
Lalai terhadap
komitmen amal ibadah yaumiyahnya, lalai terhadap amanahnya, lalai syura
dakwahnya, lalai agenda pekanannya, lalu berupaya mencari alasan pembenar agar
bisa disebut udzur adalah bagian dari tanda degradasi ruhiyah. Demikian pula
saat aktifis dakwah mencari-cari celah atau menabrak hal-hal makruh dan syubhat
sehingga akhirnya terjerembab dalam dosa dan pelanggaran.
“Seorang hamba
takkan mencapai derajat ketaqwaan, sehingga ia meninggalkan perkara mubah
baginya karena khawatir terjerumus masalah yang mengandung dosa.” (HR.
Tirmidzi)
9. Suka popularitas,
tak semangat dalam amal rahasia
Di saat mihwar
dakwah telah sampai pada mihwar muasasi, gerbang amal amah terbuka gegap
gempita. Banyak peluang popularitas di sana, banyak kemasyhuran menanti
pelakunya. Jika pada saat seperti ini agenda dakwah khas dinomorduakan, tak ada
gairah dan semangat menempuhnya, ketahuilah bahwa itu bagian dari riya’ yang
menunjukkan degradasi ruhiyah kita.
10. Menjauhi syura
Jika Anda tak lagi
menyukai syura, ingin menghasilkan keputusan dakwah sendiri, ingin mengambil
kebijakan sendiri, sangat boleh jadi saat itu ruhiyah sedang melemah. Sebab ia
hanya bermuara pada dua hal; pertama, menganggap orang lain dan jamaah dakwah tidak
lebih baik dan lebih pintar dari Anda. Artinya ujub dan takabur tengah
menjangkiti. Kedua, timbul keinginan untuk “berkuasa” diantaranya dengan bebas
menentukan segalanya, termasuk menentukan arah dakwah demi kepentingan pribadi.
Syura adalah prinsip
dalam amal jamai dan harus selalu ditegakkan dalam semua marhalah yang dilalui.
“..sedang urusan mereka (diputuskan) dengan syura diantara mereka…” (QS. Asy
Syura : 38).
Pasted
from <https://dakwahadalahsolusi.wordpress.com/2013/01/03/10-tanda-degradasi-ruhiyah-aktifis-dakwah/>